diff --git a/frontend/static/quotes/indonesian.json b/frontend/static/quotes/indonesian.json index 1db39b34f..e8c18e4b3 100644 --- a/frontend/static/quotes/indonesian.json +++ b/frontend/static/quotes/indonesian.json @@ -1020,6 +1020,246 @@ "source": "Indonesia Raya", "length": 303, "id": 170 + }, + { + "text": "Seorang perempuan yang mengorbankan diri untuk orang lain, dengan segala rasa cinta yang ada dalam hatinya, dengan segala bakti, yang dapat diamalkannya, itulah perempuan yang patut disebut sebagai \"ibu\" dalam arti sebenarnya.", + "source": "R. A. Kartini", + "length": 226, + "id": 171 + }, + { + "text": "Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang.", + "source": "R. A. Kartini", + "length": 127, + "id": 172 + }, + { + "text": "Sampai kapanpun, kemajuan perempuan itu ternyata menjadi faktor penting dalam peradaban bangsa.", + "source": "R. A. Kartini", + "length": 95, + "id": 173 + }, + { + "text": "Ibu adalah pusat kehidupan rumah tangga. Kepada mereka dibebankan tugas besar mendidik anak-anaknya, pendidikan akan membentuk budi pekertinya.", + "source": "R. A. Kartini", + "length": 143, + "id": 174 + }, + { + "text": "Anak perempuan yang pikirannya telah dicerdaskan serta pandangannya telah diperluas tidak akan sanggup lagi hidup dalam dunia nenek moyangnya.", + "source": "R. A. Kartini", + "length": 142, + "id": 175 + }, + { + "text": "Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.", + "source": "R. A. Kartini", + "length": 118, + "id": 176 + }, + { + "text": "Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang.", + "source": "R. A. Kartini", + "length": 126, + "id": 177 + }, + { + "text": "Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam.", + "source": "R. A. Kartini", + "length": 155, + "id": 178 + }, + { + "text": "Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.", + "source": "R. A. Kartini", + "length": 134, + "id": 179 + }, + { + "text": "Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu.", + "source": "R. A. Kartini", + "length": 104, + "id": 180 + }, + { + "text": "Lembaran foto hitam-putih. Aku coba ingat lagi warna bajumu kala itu. Kali pertama di hidupku. Manusia lain memelukku.", + "source": "Tulus - Monokrom", + "length": 118, + "id": 181 + }, + { + "text": "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.", + "source": "Ir. H. Soekarno", + "length": 202, + "id": 182 + }, + { + "text": "Merdeka! Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk Kota Surabaya. Kita semuanya telah mengetahui. Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua. Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangan tentara Jepang. Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan. Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka.", + "source": "Bung Tomo", + "length": 598, + "id": 183 + }, + { + "text": "Tujuh belas Agustus tahun empat lima. Itulah hari kemerdekaan kita. Hari merdeka nusa dan bangsa. Hari lahirnya bangsa Indonesia. Merdeka.", + "source": "Hari Merdeka", + "length": 138, + "id": 184 + }, + { + "text": "Biar saja ku tak sehebat matahari. Tapi s'lalu kucoba 'tuk menghangatkanmu. Biar saja ku tak setegar batu karang. Tapi s'lalu kucoba 'tuk melindungimu.", + "source": "Coklat Band - Bendera", + "length": 151, + "id": 185 + }, + { + "text": "Garuda pancasila, akulah pendukungmu. Patriot proklamasi, sedia berkorban untukmu. Pancasila dasar negara, rakyat adil makmur sentosa. Pribadi bangsaku.", + "source": "Hari Merdeka", + "length": 152, + "id": 186 + }, + { + "text": "Maju tak gentar membela yang benar. Maju tak gentar tak kita diserang. Maju serentak mengusir penyerang. Maju serentak tentu kita menang.", + "source": "Maju Tak Gentar", + "length": 137, + "id": 187 + }, + { + "text": "Tanah airku tidak kulupakan. Kan terkenang selama hidupku. Biarpun saya pergi jauh, tidak kan hilang dari kalbu. Tanahku yang kucintai. Engkau kuhargai.", + "source": "Tanah Airku", + "length": 152, + "id": 188 + }, + { + "text": "Walaupun banyak negeri kujalani, yang masyhur permai dikata orang. Tetapi kampung dan rumahku di sanalah ku rasa senang. Tanahku tak kulupakan. Engkau kubanggakan.", + "source": "Tanah Airku", + "length": 163, + "id": 189 + }, + { + "text": "Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia. Berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya. Laskar pelangi takkan terikat waktu. Bebaskan mimpimu di angkasa. Warnai bintang di jiwa.", + "source": "Nidji - Laskar Pelangi", + "length": 186, + "id": 190 + }, + { + "text": "Menarilah dan terus tertawa. Walau dunia tak seindah surga. Bersyukurlah pada Yang Kuasa. Cinta kita di dunia. Selamanya.", + "source": "Nidji - Laskar Pelangi", + "length": 121, + "id": 191 + }, + { + "text": "Sekali merdeka tetap merdeka. Selama hayat masih dikandung badan. Kita tetap setia tetap sedia. Mempertahankan Indonesia. Kita tetap setia tetap sedia. Membela negara kita.", + "source": "Hari Merdeka", + "length": 172, + "id": 192 + }, + { + "text": "Dari Sabang sampai Merauke, berjajar pulau-pulau. Sambung-menyambung menjadi satu, itulah Indonesia. Indonesia tanah airku, aku berjanji padamu. Menjunjung tanah airku, tanah airku indonesia.", + "source": "Dari Sabang Sampai Merauke", + "length": 191, + "id": 193 + }, + { + "text": "Engkau sebagai pelita dalam kegelapan. Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan. Engkau patriot pahlawan bangsa. Pembangun insan cendekia.", + "source": "Hymne Guru", + "length": 142, + "id": 194 + }, + { + "text": "Agar tidak dimanfaatkan orang lain, jadilah tidak bermanfaat.", + "source": "Andrew Darwis", + "length": 61, + "id": 195 + }, + { + "text": "Tentu saya bisa jelaskan. Tapi tak perlu dan tak baik di mata rakyat. Apalagi saat ini kita tengah menghadapi masalah keamanan, politik dan ekonomi.", + "source": "Susilo Bambang Yudhoyono", + "length": 148, + "id": 196 + }, + { + "text": "Dalam sebuah revolusi, bapak makan anak adalah hal yang lumrah.", + "source": "Ir. H. Soekarno", + "length": 63, + "id": 197 + }, + { + "text": "Nabi saja seorang pemimpin, tapi tidak sarjana kok.", + "source": "Megawati Sukarnoputri", + "length": 51, + "id": 198 + }, + { + "text": "Yo ndak tahu kok tanya saya.", + "source": "Joko Widodo", + "length": 28, + "id": 199 + }, + { + "text": "Inggris kita linggis Amerika kita setrika.", + "source": "Ir. H. Soekarno", + "length": 42, + "id": 200 + }, + { + "text": "Kayaknya masalah Jakarta lebih gampang kalau saya jadi presiden.", + "source": "Joko Widodo", + "length": 64, + "id": 201 + }, + { + "text": "Saya tidak membaca apa yang saya tanda tangan.", + "source": "Joko Widodo", + "length": 46, + "id": 202 + }, + { + "text": "Demikianlah perempuan, dia hanya ingat kekejaman orang kepada dirinya, walaupun kecil, dan dia lupa kekejamannya sendiri kepada orang lain walaupun bagaimana besarnya.", + "source": "Buya Hamka", + "length": 167, + "id": 203 + }, + { + "text": "Emang ngapa sih gaboleh, sombong amat.", + "source": "Mandra", + "length": 38, + "id": 204 + }, + { + "text": "Bodoh dipiara, kambing dipiara bisa gemuk.", + "source": "Kasino", + "length": 42, + "id": 205 + }, + { + "text": "Diobok-obok airnya diobok-obok. Ada ikannya kecil-kecil pada mabok. Diputar-putar krannya diputar-putar. Airnya banjir aku jadi mandi lagi. Dingin-dingin, dimandiin, nanti masuk angin.", + "source": "Joshua", + "length": 184, + "id": 206 + }, + { + "text": "Gatau ah males pengen beli truk.", + "source": "Dewangga", + "length": 32, + "id": 207 + }, + { + "text": "Mohon, mohon bersabar, ini ujian. Mohon bersabar, ini ujian. Ujian dari Allah, ujian dari Allah, ini adalah perjuangan. Mohon, mohon, mohon ditahan emosi, mohon ditahan emosi. Memang mengecewakan.", + "source": "MC Pernikahan", + "length": 196, + "id": 208 + }, + { + "text": "Atas nama kita. Ya, Desa Sukrawetan Kecamatan Sukra ya. Maaf, masyarakat Kedungdawa ya. Tertibkan yang joget yang rapi lah. Kita sampai tekang genah ning. Tuan rumah ya tolong kita ya. Awas, apa? Organ apa ini? Anu nada. Leo Nada ya maaf ya.", + "source": "Wa Brontok, Hansip Sukrawetan Indramayu", + "length": 241, + "id": 209 + }, + { + "text": "Dan atas nama saya yang dari kewakilan tuan rumah. Saya tegangkan kita sing rapih, rapih, repeh, ripah, gemah. Dengarkan kita supaya jangan keributan. Saya tegangkan dari masyarakat Desa Sukrawetan Kedungdawa.", + "source": "Wa Brontok, Hansip Sukrawetan Indramayu", + "length": 209, + "id": 210 } ] }